Selasa, 10 April 2012


Pikirkan  Nasib Rakyat jika BBM Jadi Naik
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/08/1344459p.jpg

KOMPAS/PRIYOMBODO
Antrean kendaraan bermotor yang akan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU seperti ini, tak terlihat lagi di Kota Pontianak tiga hari terakhir ini.

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera merasa pemberitaan media dan opini publik yang lebih banyak menyorot nasib PKS dalam koalisi, dikhawatirkan justru akan menghilangkan esensi atau mereduksi makna penolakan penaikan harga BBM oleh rakyat.
Janganlah isu penolakan penaikan harga BBM yang menjadi isu publik berubah arah menjadi isu elitis soal polemik dan konflik politik diantara partai-partai, khususnya yang tergabung dalam koalisi.

"Janganlah isu penolakan penaikan harga BBM yang menjadi isu publik berubah arah menjadi isu elitis soal polemik dan konflik politik diantara partai-partai, khususnya yang tergabung dalam koalisi," ujar anggota Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Jazuli Juwaini di Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Menurut anggota Fraksi PKS yang duduk di Badan Anggaran DPR RI ini, Paripurna DPR telah usai. Sikap fraksi-fraksi juga sudah jelas. Keputusan telah diambil, meskipun keputusan DPR RI tersebut masih akan diuji materi, baik secara formil maupun materiil. Bagi PKS yang terpenting adalah bagaimana nasib rakyat seteleh keputusan Paripurna tersebut.

"Sikap kami jelas. Kami dengar suara rakyat, tolak kenaikan harga BBM. Sebagai konsekuensi kami berbeda dengan pendapat mayoritas fraksi koalisi, silakan Pak SBY evaluasi PKS. Kami siap apapun keputusannya karena prerogatif ada di tangan Presiden SBY. Demikian saja, titik, tidak usah diperdebatkan," tegas Jazuli Juwaini.
"Selebihnya kami tidak tertarik bicara nasib kami di koalisi. Lebih penting bagi kami untuk membicarakan nasib rakyat pasca paripurna yang menyetujui penaikan harga BBM dengan syarat sebagaimana diatur pada Pasal 7 Ayat 6A UU APBN 2012," lanjut Jazuli.
PKS akan tetap mendesak dan mendorong pemerintah untuk melakukan gerakan penghematan (efisiensi) nasional yang masif dan efektif pada pos-pos anggaran di semua kementerian/lembaga. PKS juga akan mendesak pemerintah untuk secara bertahap melakukan penghematan penggunaan energi fosil ini, serta melakukan alih energi dari minyak ke energi alternatif supaya kita tidak salalu kerepotan menghadapi fluktuasi harga minyak dunia.
"Apapun akan kami lakukan agar harga BBM bersubsidi tidak jadi naik, dan hal ini juga sangat mungkin dilakukan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Pak SBY. Sehingga rakyat miskin yang hidupnya sudah sulit dan terhimpit tidak bertambah lagi bebannya. Inilah pendapat dan pendirian kami," pungkas Jazuli. 


Opini :
            Pada sumber berita di atas terdapat pro dan kontra yang bisa menjadi opini kali ini. Dari banyak perdebatan yang ada dapat di ambil kesimpulan bahwa dari kenaikan BBM memang sebaiknya terjadi.
            Karena dilihat dari kondisi Negara kita yang sangat memprihatinkan, memang benar dari kenaikan BBM akan meningkatkan rakyat miskin, meningkatnya pengangguran, harga-harga kebutuhan pokok akan meningkat. Namun karena demi memenuhi tuntutan rakyat yang semakin menjadi-jadi tanpa memikirkan calon penerus bangsa, subsidi pun dilakukan oleh pemerintah yang pada akhirnya hutang-hutang Negara akan semakin membengkak juga, mereka sama sekali tidak memikirkan hal tersebut. Jika di hitung-hitung, hutang Negara bias mencapai ratusan triliun. Jika kita tidak berusaha membangun Negara kita hanya demi kebutuhan pribadi, mau makan apa calon penerus bangsa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar